Minggu, 20 Juli 2008

TAEKWONDO Sebuah Jembatan Untuk Meraih Kesuksesan




Oleh : Sb. Deasy




Taekwondo adalah Sebuah Ilmu Beladiri yang berasal dari Negeri Korea, negeri itu tidak saja sebagai penghasil ginseng yang tenar seantero jagad raya tetapi juga sebagai markas besar Taekwondo dunia. Taekwondo merupakan beladiri yang melatih tendangan dan pukulan, namun tendangan menjadi suatu ciri khas yang menonjol dalam beladiri Taekwondo. Sungguhpun demikian, dalam beladiri Taekwondo, sisi Do- lah yang terpenting. Do merupakan seni, mencangkup banyak hal, diantaranya menyelaraskan antara yin dan yang, sikap saling menghormati dan dihormati serta keseimbangan hubungan yang saling menghargai sesama insan di dunia.
Bagi sebagian orang, Taekwondo tidak lebih hanya sebuah beladiri yang merupakan penyaluran hobi dan olahraga semata. Namun bagi sebagian orang yang lain, Taekwondo merupakan sebuah jembatan yang mampu menghubungkan seseorang yang mempunyai cita-cita yang kadang mustahil untuk dicapai dengan kekuatan sendiri, namun karena ada Taekwondo cita-cita yang mustahil tersebut menjadi kenyataan di depan mata. Sebagai satu contoh konkret adalah seorang atlet yang berprestasi dan dapat berkeliling dunia karena mengikuti kejuaraan di berbagai negara, jika ditilik dari segi ekonomi hal itu tidak akan mungkin mampu dilakukan dengan biaya pribadi, contoh lain ditemui pada seseorang yang memiliki cita-cita menjadi TNI/ POLRI memperoleh prioritas karena memiliki prestasi Taekwondo. Mungkin contoh diatas terlalu muluk, tapi satu contoh yang sederhana namun nyata adalah seseorang yang memiliki keahlian Taekwondo mampu menghidupi dirinya dalam kondisi yang lebih dari cukup hanya dengan melatih Taekwondo meskipun hanya memiliki tingkat pendidikan setara SMU.
Namun diatas segala kemujuran dan mukjizat yang Allah SWT berikan, faktor yang utama adalah Usaha. Seorang atlet yang ingin cita-cita bertanding keliling dunia tetap harus berusaha berlatih keras sehingga mampu memenangkan setiap pertandingan yang diikutinya sehingga mampu menorehkan prestasi, begitu pula bagi seseorang yang ingin menjadi TNI/Polri tetap harus berusaha melakukan yang terbaik dalam dunia akademik sehingga tidak terjadi kesenjangan. Dan bagi pelatih tetap saja memerlukan usaha yang gigih serta keuletan dalam mengembangkan peserta didiknya.
Maka tidaklah berlebihan jika Taekwondo menjadi sebuah Jembatan yang menhubungkan antara Usaha dan Cita-Cita. Semua hal menjadi mungkin dengan bantuan taekwondo, mungkin dari segi organisasi akan membantu meskipun terbatas namun dalam perjalanan seseorang menjadi Taekwondoin akan bertemu dan berhubungan dengan banyak pihak, hubungan yang terjalin inilah yang nantinya akan ikut membantu dalam mewujudkan cita-cita seseorang.
Jangan pernah menyesal masuk ke dalam dunia Taekwondo!! Karena dengan semangat, keuletan, kegigihan dan hormat kepada senior serta pelatih menjadikan seseorang menjadi pribadi yang tangguh dan disegani baik oleh lawan maupun kawan.
JAYALAH TAEKWONDO !!

(Tulisan ini saya dedikasikan untuk Taekwondo yang telah menemani hari2 saya selama 10 tahun terakhir, saya bersyukur mendapatkan kesempatan yang Luar Biasa untuk bersanding dengan Taekwondo................................................... Terima Kasih )

Rabu, 28 Mei 2008

Pencapaian Sebuah Cita-Cita


Written by : Sabeum Deasy, Dragon Solo

Cita-cita, yah dua kata pendek yang terdiri dari 8 huruf yang seringkali ditanyakan manakala kita kecil. “Besok kalo sudah besar cita-cita nya Adik pengen jadi apa?” pertanyaan itulah yang senantiasa dilontarkan para orang tua yang “meng-interview” seorang anak. Sederhana memang jawab nya ‘saya pengen jadi presiden, pilot, polisi, tentara, dokter.” Serta berbagai jawaban lain yang kadang membuat orang tua tersenyum bangga, namun jawaban-jawaban itu hanya sedikit yang dianggap sebagai suatu keseriusan.
Seiring bertambahnya waktu serta usia seorang anak, mulailah kata “Cita-Cita” menjadi suatu kata yang sulit di jawab. Bukan hanya karena tanggung jawab atas apa yang di ungkapkan namun juga perjuangan yang harus ditenpuh untuk mewujudkan “Cita-cita” itulah yang juga dipikirkan sebelum seseorang menjawab pertanyaan. “Cita-Cita” menjadi jarang diungkapkan oleh seseorang manakala sudah melihat kenyataan hidup yang kadang justru bertentangan dengan hal-hal yang selalu diimpikan di masa kecil. Selain itu ketika seseorang yang telah menghadapi kenyataan bahwa “Cita-Cita” masa kecilnya tidak dapat tercapai, maka seseorang lebih suka mengganti “Cita-Cita”nya.
Pada masa inilah, seseorang menjadi terlihat nilai-nilai perjuangannya. Perjuangan untuk mewujudkan “Cita-Cita” yang memang benar diimpikannya, bukan sekedar “Cita-cita” sebagai isi kolom pertanyaan. Bahwa tidak selalu yang kita harapkan menjadi kenyataan, bahwa apa yang kita inginkan harus diraih dengan usaha dan pengorbanan, bahwa kita harus mampu membangun diri manakala kita jatuh saat menggapai sebuah ‘Ciat-Cita”. Hidup adalah pilihan, memilih untuk menggapai “Cita-cita” atau mengubur “Cita-Cita” namun sebuah pilihan pun juga memuat konsekuensi yang bertentangan pula. Mereka yang memilih untuk menggapai “Cita-Cita” tentu akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya bahkan tak jarang mereka akan mengorbankan darah dan airmata serta menghalalkan segala cara demi pencapaiannya, namun sebaliknya bagi mereka yang lebih memilih mengubur “Cita-cita” akan melakukan hal lain yang dipandang mampu mengobati kekecewaannya.
Namun satu hal yang tak dapat dilupakan bahwa ada segelintir orang yang menganggap hidup tidaklah adil, yah karena mereka telah berupaya sekuat tenaga mengorbankan segalanya demi “Cita-Cita” bahkan melakukan segala cara, rela berjuang tanpa mengenal waktu, tenaga dan uang namun tetap saja tidak sampai pada tujuannya dan yang lebih ironis lagi bahwa “Cita-Cita” mereka direnggut di depan orang yang justru mereka pandang tidak pantas untuk menyandang “Cita-Cita” tersebut. Tidak ada yang bisa disalahkan dalam keadaan ini, memang diatas segala daya dan upaya manusia masih ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang lebih berkuasa atas apa yang menimpa seorang anak manusia, namun dengan kekuatan hati yang telah ditempa oleh cobaan akan mampu menghadapi kemungkinan buruk sekalipun yang diakibatkan oleh sesuatu yang bernama “Cita-Cita”.
Sekarang satu hal yang bisa dilakukan seseorang terkait dengan hal “Cita-Cita”, tidak selalu ‘Cita-Cita” identik dengan melakukan hal-hal yang besar. Mulailah membuat “Cita-Cita” dari hal-hal yang sederhana namun konkret seperti memiliki ‘Cita-Cita” untuk membahagiakan orang tua yang memang senantiasa menjadi orang pertama yang ada ketika kita sedang berada pada satu keadaan sengsara sekalipun, membalas kebaikan orang yang pernah begitu berjasa pada kita. Satu hal ‘Cita-Cita” yang begitu mulia adalah mampu menghapus duka di hati orang terdekat kita. Karena melihat senyum orang yang kita sayangi adalah ‘Cita-Cita” terbesar dalam hidup yang mampu memberikan kebahagiaan abadi yang tidak dapat tergantikan dengan apapun.

(Tulisan ini saya persembahkan untuk orang tua serta orang di sekeliling saya yang telah begitu menyayangi saya)

Sabtu, 24 Mei 2008

About Me...

Hi ......welcome to my blog!
Buat anak2 hukum ato anak taekwondo....di Solo pastinya!!
silakan add ke e-mailku kalo ada info-info up to date ....
Thanks udah kunjungin blog-ku!